Thursday, July 5, 2012

TEMBANG DEMONSTRAN - Antologi Puisi Juandi Rewang

Keberuntungan ada disaya saat menerima buku cetakan pertama ini dalam genggaman. Buku antologi puisi karya seorang kawan, seorang guru, yang mengajarkan belantara berikut semak belukar suatu perjuangan. Pelajaran yang hingga sekarang masih up to date dikehidupan saat ini..

Tanggal 20 Mei 2012 bertempat di Gedung Indonesia Menggugat Bandung, MERAMU KATA MERAJUT DEMOKRASI - Perhelatan Mei JarKAU, adalah first launching antologi puisi Juandi Rewang. Hadir diacara tersebut beberapa kawan lama serta para sesepuh pergerakan dan budayawan Jawa Barat. Macam nostalgia masa aroma demonstrasi mengumbar tuntutan dijalan. Cerita romantisme masa lalu menegur sapa disela-sela acara. Tersirat keinginan untuk kembali berjaya dimasa tersebut...


Juandi Rewang, tokoh yang menjadi legenda bagi para demonstran angkatan '98, adalah bintang diperhelatan tersebut. Membawakan beberapa puisinya...diramaikan juga oleh beberapa kawan yang membacakan puisinya. Dan satu yang makin memeriahkan adalah hadirnya pula Kang Mukti, seniman aktivis Bandung, yang menyanyikan puisi Juandi Rewang dengan penuh klimaks! Meski Juandi sedang kurang sehat, namun tidak memberi nilai minus sedikitpun pada penampilan disiang itu.

Sosok Juandi Rewang pun sangat familiar sekali bagi saya. Tahun '98 saat direkrut KA Unpad, saya kenal dirinya. Sosok yang bersahaja, sederhana dalam hal apapun, namun memancarkan aura kritis terhadap pergolakan sosial politik saat itu. Sedikit bangga, karena angkatan Tonggak Pembebas Padjadjaran adalah nama yang diberikan mengikuti salah satu puisinya saat itu.

Buku ini merangkumkan puisi-puisi Juandi Rewang dari tahun 1992 hingga tahun 1998, ketika beliau aktif dalam aktivisme KA Unpad. Dari puisi-puisi ini kita seakan dikenalkan pada pergulatan, kegundahan dan kekritisan seorang rakyat Indonesia akan kondisi negaranya saat itu. Perjuangan tanpa kenal lelah demi demokrasi yang didambakan seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud. Keluh kesahnya yang dituangkan kedalam coretan puisi, selalu saja membuat hati geram untuk bangkit turun kejalan, bergabung bersama rakyat merebut demokrasi sejati...
Kemasan buku puisi ini dibundling dengan cd Mukti-Mukti berisi nyanyian puisi-puisi Juandi. Satu lagi buku terbaik yang mendokumentasikan perjalanan menuju demokrasi di bangsa ini...


Perbincangan di ruang Besuk Rumah Tahanan
(Tonggak Pembebasan Padjadjaran)


Berita dari seorang kawan,
Di tengah hari yang bergolak oleh perlawanan,
angkatan baru segera lahir.

Rupanya dalam kerja siluman di pengungsian,
kawan-kawan masih rajin bercocok tanam kesadaran,
sehingga kembang gerakan terus berbiak.

Dalam perbincangan tergesa di ruang besuk rumah tahanan,
aku sampaikan doa bagi mereka yang baru bergabung dalam barisan.
Tonggak Pembebasan Padjadjaran.

1998


(hal:88)


*Februari –Mei 1998, Juandi Rewang ditahan di LP Kebon Waru atas tuduhan subversif

Saturday, December 17, 2011

...PUNKS STAND TOGETHER, AND NOW IS THE TIME!


60 Anak Punk Digunduli Polisi Syariah Aceh, Jadi Sorotan Internasional

Banda Aceh - Sedikitnya 60 anak punk ditangkap polisi syariah di Nangroe Aceh Darussalam usai menonton konser. Mereka juga digunduli karena dianggap menodai citra Aceh. Kasus ini pun menjadi perhatian sejumlah media asing, mulai dari media Australia hingga Eropa dan Amerika.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (14/12/2011), penangkapan ini dilakukan pada Sabtu (10/12) lalu di Banda Aceh. Sebanyak 59 pemuda laki-laki dan 5 pemudi ditangkap polisi syariah. Para pemuda digunduli dan para pemudi dipotong pendek rambutnya. Mereka kemudian disuruh untuk mandi di danau, lantas berganti pakaian dan salat.

"Kami khawatir jika penerapan hukum syariah Islam di provinsi ini akan ternoda oleh kegiatan mereka. Kami berharap, dengan mengirimkan mereka ke rehabilitasi, mereka akan segera bertobat," ujar Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal yang memerintahkan penangkapan tersebut.

Saat itu, ratusan penggemar punk dari berbagai daerah memang sengaja datang ke Banda Aceh untuk menghadiri konser yang diadakan untuk mengumpulkan uang bagi anak yatim. Namun, saat itu juga polisi menggerebek lokasi konser dan menangkap orang-orang yang berpenampilan punk dengan rambut mohawk, bertato dan bercelana jeans ketat dan penuh rantai. Usai ditangkap, mereka dibawa sebuah rumah rehabilitasi moral dan akan berada di sana selama 10 hari.

Menurut polisi, penangkapan ini memang dilakukan demi mencegah para pemuda dan pemudi ini dari perilaku 'menyimpang'.

"Mereka tidak pernah mandi, mereka tinggal di jalanan, tidak pernah melakukan salat. Kita harus memperbaiki mereka sehingga mereka bisa berperilaku benar dan sesuai moral. Mereka butuh perlakuan tegas untuk mengubah perilaku dan mental mereka," ujar Kapolda Aceh, Irjen Pol Iskandar Hasan.

Tindakan polisi dan pemerintah Aceh ini mendapat kritikan dari aktivis setempat, Evi Narti Zain. Penangkapan ini dinilai tak beralasan dan melanggar HAM.

"Apa yang polisi lakukan benar-benar aneh. Menjadi seorang anak punk hanyalah gaya hidup. Orang seperti mereka ada di seluruh dunia dan mereka tidak melanggar aturan atau pun merugikan orang lain," katanya.

Adapun media asing yang memberitakan kasus ini, yakni New York Daily, The Telegraph, Washington Post, Daily Mail, Sydney Morning Herald, CBS News dan sebagainya. Mereka rata-rata menulis bahwa penangkapan dan penggundulan anak punk tersebut yang dinilai melanggar HAM.

sumber: Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Kamis, 15/12/2011 23:34 WIB


get the fuck out from there!!!! don't forget to pack a lot of weed :)

Tuesday, November 1, 2011

ANTHRAX Mengunjungi Jakarta 10 Desember 2011


ANTHRAX, band trashmetal asal New York direncanakan akan berkunjung ke Jakarta dalam rangkaian world tour nya. Ditemani HELLYEAH sebagai opening act, dipastikan akan memuaskan dahaga para penggemar dari berbagai lapisan generasi. Yup! Karena ini adalah pertama kali mereka menginjakkan kaki di Indonesia semenjak mereka berkarya dengan album pertamanya Fistful Of Metal (1984).
Band ini bisa disebut sebagai pionir trashmetal, bersejajar dengan METALLICA, MEGADETH maupun TESTAMENT. Meski pernah beberapa kali ganti peronel, Joey Belladona (vocals), Scott Ian (rhythm guitars), Dan Spitz (lead guitars), Frank Bello (bass guitars) & Charlie Benante (drums & percussions) adalah formasi yang paling solid dari mereka. Dari sekian personel yang pernah mengisi line up, ada nama Dan Lilker yang mungkin terdengar tidak asing ditelinga metalheads...Yup! Bassist band NUCLEAR ASSAULT ini pernah memperkuat ANTHRAX, dan mendirikan side band STORMTROOPERS OF DEATH (S.O.D) bareng Scott Ian & Charlie Benante.

Bagi saya menyaksikan mereka adalah suatu keharusan! Sangat langka dapat moshing bareng ANTHRAX dalam pit yang sama. Dan sing a long: Indians, Only, Be All End All, In My World, Got The Time, Black Lodge, Keep It In The Family, I'm The Man, Bring The Noise, Arm And Dangerous, Evilnikufesin...

Diskografi
Fistful Of Metal (1984)
Spreading The Disease (1985)
Among The Living (1987)
State Of Euphoria (1988)
Persistence Of Time (1990)
Sound Of White Noise (1993)
Stomp 442 (1995)
Volume 8: The Threat Is Real (1998)
We've Come For You All (2003)
Worship Music (2011)




Soo....don"t hesitate to come and watch 'em live at Pantai Carnaval Ancol Jakarta on Dec 10th, 2011!!

Wednesday, October 19, 2011

Singapura: Merangkai Serpihan Yang Telah Retak

Setelah sekian lama vakum dari dunia perbloggeran, akhirnya saya kembali mengisi blog ini. Ada sedikit oleh-oleh dari hasil saya menjelajahi negara Singapura pada sepekan lalu. Yup...setelah sekian lama saya tidak berkunjung kenegri jiran ini, akhirnya saya berkesempatan kembali menikmati negara ini.

Tapi ada perasaan lain ketika saya mulai menginjakkan kaki disana, perasaan yang sepertinya saya sudah familiar sekali dengan suasana disana. Memang siy, negara ini bagaikan hanya sebuah kota besar lainnya yang sering saya kunjungi didalam negeri. Hampir tiap sudutnya saya hapal betul, padahal baru beberapa kali saya berkunjung kesana. Namun entah mengapa, negara ini sepertinya sudah tidak asing sama sekali dengan saya.

Singapura adalah negara yang penuh dengan kenangan bagi saya, sama halnya dengan kota Bandung. Disana saya berkesempatan bertamasya bersama kenangan saya. Kenangan saya yang pertama adalah mengunjungi Merlion Statue yang menjadi simbol negara ini. Kenangan dimana saya pernah menyusuri jalan dari Merlion Statue menuju Esplanade, lalu kemuseum yang ada patung Raffles, sangat melekat sekali dalam ingatan. Dulu saya pernah berpose mengikuti patung si Raffles ini....entah kemana sekarang potonya. Saat terakhir saya ke Singapura, waktu itu bertepatan dengan hari kemerdekaan negara tersebut. Sehingga saya sempat menyaksikan kemeriahan kembang api yang diadakan disana. Memandangi Fullerton Hotel pun menjadi kenangan tersendiri bagi saya..

Saya pun menyempatkan diri bermain kedaerah Little India. Kebetulan saya menginap di Selegie Road yang letaknya cukup dekat dengan daerah itu. Lagi -lagi kenangan itu menggelitik saya. Iseng-iseng saya cari tempat penginapan para backpackers didaerah itu, yang dulu pernah saya singgahi. Namun sedih sekali saya karena tidak berhasil menemukannya. Padahal ingin sekali saya mengabadikan tempat yang bagi saya sangat bersejarah itu. Yah, apa boleh buat! Mungkin karena kapasitas memori dikepala saya sangat terbatas, hingga ingatan akan tempat itu telah membaur dengan ingatan lainnya..

Lalu tidak lupa juga saya menyusuri Orchard Road yang terkenal itu. Namun untuk yang satu ini kenangan saya tidak terlalu memaksa mengingatkan. Karena tujuan saya kesana adalah untuk hunting pernak-pernik Thomas And His Friend. Jadi, sejenak pikiran saya teralihkan demi yang satu ini..

Bugis Junction adalah kenangan terakhir dan yang paling memorable bagi saya! Dulu di negara tempat saya tinggal franchise Burger King sempat menghilang entah kemana. Dan salah satu tujuan saya ke Singapura saat itu adalah menyantap Whopper yang nikmat tiada tara itu. Dan saya menemukan satu outlet Burger King tempat dulu saya menyantapnya!! Masih sama, tidak berubah sama sekali. Saya masuk, memesan paket Whopper, lalu duduk disudut ruangan. Pandangan saya menyapu tiap sudut ruangan....mencoba mengingat-ingat dimana dulu saya duduk menyantap. Sekali lagi kapasitas memori mengaburkan ingatan saya. Hingga Whopper habis saya santap, ingatan itu tiada kunjung kembali. Dengan sedih saya meninggalkan ruangan itu...

Tidak bisa saya pungkiri bahwa saya sangat merindukan momen-momen dahulu. Dimasa saya masih dapat berbagi keindahan alam Singapura. Kadang terbersit hasrat untuk mengajaknya kembali menapaki tilas kenangan itu.....namun sesadarnya segera saya endapkan keinginan itu, mengingat mungkin hal tersebut tinggal khayalan belaka.
Well...hingga saat ini saya hidup pun berkat kenangan itu juga, benar kah??


dedicated for my one and only

Thursday, January 29, 2009

On jOurney tO ciwidey: kaWah putiH & siTu panTenggaNg

Wiken minggu lalu menang sangat berbeda dari biasanya. Biasanya wiken gue habisin dg nongkrong di rumah temen, maen game ampe besoknya, jalan ke mall sambil ngegodain sapa aja (sukur-sukur klo dapet cewe' trus bisa berlanjut ke...), atau bahkan dirumah aja sambil nonton acara tv yg semakin tdk penting (abis, isinya cuma sinetron dg tema sama hanya penyajian yg berbeda!).
Tapi wiken kemarin gue bertamasya ke wisata alam dipinggiran kota Bandung. Emang siy, gue sering ke Bandung, tapi kili ini sangat berbeda dan berkesan sekali. Gue dah ga inget kapan terakhir gue tamasya (dlm arti kata sebenernya) berkunjung ke tempat-tempat wisata alam. Dan akhirnya, gue merasakan sensasinya lagi...
Berangkat dr kota Bandung di hari minggu(25/01), waktu menunjukkan sekitar jam 08:30. Pada jam segitu, jalanan masih relatif kosong dg beberapa titik kepadatan yg tak berarti. Gue ngambil jalur Cibaduyut, yg kemudian menuju ke Soreang utk kemudian sampai di Ciwidey. Perjalanan dari Bandung hingga tiba di tempat tujuan memakan waktu sekitar 2 jam.
Wisata pertama yg gue kiunjung adalah Kawah Putih. Dg modal masuk tiket seharga Rp.10000 ditambah tiket masuk mobil Rp.5000, maka melengganglah gue menyusuri jalan kecil yg berliku, yg dirindangi pepohonan layaknya menerobos hutan. Awalnya tekstur jalannya bagus seperti baru diaspal, namun kemudian jalan berubah menjadi berlubang di sana-sini dg tekstur yg kasar. dan krn sempitnya luas jalan tsb, maka jika ada mobil yg berpapasan kita hrs ekstra hati-hati mengambil tepian jalannya krn banyak batuan yg menjorok keluar. Kurang lbh setengah jam menempuh jalan tsb, akhirnya gue sampai dipuncak kawah gunungnya. Nah sampai disini, biarlah photo-photo ini yg menceritakannya...


Wisata di Kawah Putih ini gue tuntaskan ketika cuaca mulai tdk bersahabat, dg turunnya hujan. saat menuju parkiran, terpikir utk melanjutkan ke wisata alam lainnya yg berada berdekatan yaitu ke situ Patenggang. Yah, mumpung msh di area yg berdekatan jd sekalian aja gue kunjungi. Saat kembali menyusuri jalan kecil tadi, dua kali mobil gue tersangkut pd bebatuan hingga mengeluarkan suara gesekan yg mengiris hati. duh, mobil gue kenapa-napa gak yah????
Balik kejalan utama, mobil gue lajukan dg tenang. Aroma suasana sejuk khas pegunungan begitu terhirup segar. Apalagi dg diguyurnya oleh air hujan, menambah kesegaran yg tercampur dg aroma tanah basah yg menghijau. Dah lupa deh dg peristiwa mobil gue tadi.....
Sampai di gerbang wisata Situ Patenggang, kembali gue merogoh kocek utk membayar tiket masuk orang ma mobilnya. Klo ga salah, per orang dikenakan seharga Rp.2000, sedang mobilnya tetep Rp.5000. Nah, klo disini jalan menuju lokasi wisatanya jauh berbeda dg yg sebelumnya. Jalan yg cukup lapang hingga muat dilalui oleh dua mobil berpapasan dg tekstur jalan yg relatif halus. Hanya saja saat tiba di temapt parkirannya, curam sekali turunannya! Lagipula sangat sempit sekali area parkiran yg tersedia. Namun yg namanya rezeki emang tdk akan kemana, terbukti hanya dg satu putaran langusng dpt parkiran. Tapi yg jd kendala adalah hujan yg turun sepertinya kok cenderung malah membesar yah.... hingga akhirnya terpaksa gue terkurung dlm mobil hingga hujan reda. Tak pelak, hampir satu jam gue berdiam dlm mobil!!! Kesel ma bete campur aduk deh. Ga tahan, gue paksain aja keluar nyari pedagang kakilima yg menjajakan bakso sekaligus menyediakan tempat bersantapnya. Lumayan, pikir gue, daripada dlm mobil bisa-bisa gue mati lemes kekurangan O2.
Aha.....akhirnya hujan reda, perut pun kenyang. Maka langsung aja gue ke Situ Patenggangnya.......eh, dah pada tau kan apa artinya situ dlm bahasa Sunda???? itu artinya adalah danau. Oke, sdh dulu basa-basinya.....biarkan photo-photo ini yg kembali akan bercerita....















Puas sdh perjalanan berwisata hari itu. Dan karena long wiken, maka baru gue sadar klo perjalanan pulang ini macet total!!! Butuh waktu 2 jam hanya utk mencapai alun-alun ciwidey. Tapi semua terbayarkan sudah dg kekaguman atas keindahan ciptaan Illahi. Terlebih-lebih ada yg sangat bahagia sekali karena akhirnya kesampaikan juga keinginannya utk berfoto-foto dikedua lokasi wisata tersebut. Hal ini gue sadari ketika memandang dirinya yg terlelap kecapaian disamping gue tapi seulas senyum terlukis pada wajah cantiknya....
Yup!!! Apapun yg diinginkannya, akan gue lakukan dg kesabaran dan hati ikhlas tanpa pamrih....

Thursday, January 22, 2009

WIJI THUKUL: Peluru Yag Hilang Dalam Euforia Reformasi

HANYA ADA SATU KATA, LAWAN!
Kalimat terasa tdk asing ditelinga. Dulu, saat demonstrasi bergemuruh di era 98, yel-yel ini sering diteriakkan. Bahkan sebuah band punk bandung, JERUJI, hingga membuat lagu utk mengabadikannya. Namun, dari mana asal kalimat ini tercipta, hanya segelintir orang yg tau. Mengapa kalimat tersebut dijadikan ruh dalam aksi-aksi yg berkembang saat itu, memang tdk luput dari asal kalimat itu tercipta.

Wiji Thukul, adalah seorang penyair yg mungkin jarang orang mengenalnya. Puisi-puisinya memang sulit didokumentasikan, karena lebih banyak berserakan dalam media-media perlawanan yg pada jaman orba dianggap subversif. Dianggap subversif, karena puisi-puisinya adalah hasil pergulatan hati nuraninya terhadap kekerasan yg dilakukan oleh negara. Tumbuh dan berkembang dalam keluarga tukang becak, telah membentuk pribadi yg sehari-harinya menikmati kemiskinan dan ketidak adilan. Terdorong oleh keadaan, maka ia pun terlibat pada banyak aksi turun ke jalan menuntut hak petani dan buruh bersama para petani, para buruh, mahasiswa dan kalangan muda yg kritis. Tercatat ia ikut serta dalam aksi protes pencemaran lingkunganyg diakibatkan oleh pabrik tekstil PT Sariwarna Asli, lalu aksi perjuangan petani di Ngawi. Bahkan ia memimpin aksi pemogokan buruh di PT Sritrex.

Dunia pun mengakui sepak terjangnya dg memberikan penghargaan Wertheim Encourage Award di th 1991 & Yap Thiam Hien di th 2002. Wiji Thukul, bersama dg WS Rendra adalah penerima pertama Yayasan Wertheim yg didirikan utk menghormati sosiolog & ilmuwan Belanda WE Wertheim. Sedang penghargaan Yap Thiam Hien di berikan atas jasanya dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.

Akibat aktivitasnya yg dianggap membahayakan kestabilan politik negara, terutama semenjak peristiwa 27 Juli 1996 dimana kantor DPP PDI diserbu, keberadaan Wiji Thukul lenyap. Ia menjadi korban penculikan aktivis yg pada saat itu marak dilakukan oleh negara. Hingga saat ini tak ada satupun yg mengetahui keberadaannya maupun riwayatnya...

Beruntung saya mendapatkan buku kumpulan puisi-puisi yg diberi judul AKU INGIN JADI PELURU, yg diterbitkan Indonesiatera. Ironisnya, pengantar buku puisi ini ditulis oleh Munir SH yg pada akhirnya lagi-lagi menjadi korban negara demi sebuah kestabilan politik penguasa!


PERINGATAN

jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!

Friday, January 2, 2009

LELAKI: "Jika Bukan Seorang Bajingan, Maka Adalah Seorang Banci!!!"

Pernyataan diatas gue denger pas nonton salah satu film lokal yg diputer di RCTI semalem (01/01). Entah apa maksudnya, karena gue sendiri pun tidak mengikuti alur ceritanya dari awal dan tidak selera untuk melanjutkannya hingga akhir.
Tapi rupanya sepenggal kalimat itu membekas dikepala hingga sekarang. Aneh....ada apa gerangan yah??? Apa kira-kira maksudnya yah???
Gue jadi inget pada acara termehek-mehek yang ditayangkan di TransTV, dimana biasanya kasus yang diangkat adalah ketertindasan seorang perempuan yang dicampakkan oleh lelaki. Dari episode yang pernah gue tonton, kebanyakan memang si lelaki lah yang melakukan tindakan semena-mena terhadap pasangannya. Tapi menurut opini pribadi gue siy, ga selalu kok lelaki itu bersalah 100%, meski tetap dia memiliki kadar kesalahan juga. Karena kan mereka melakukan kesalahan itu berdua...
Mari kita highlight kasus hamil diluar nikah! Kan yang melakukan proses itu ya mereka berdua! Sebagai perempuan, harusnya dia mengetahui resikonya! Kan mereka sudah bukan anak kecil yang tidak tau akibatnya bila melakukan hal tersebut. Memang, dalam kondisi itu lelaki punya posisi aman karena tidak akan meninggalkan bekas yang bisa terlihat orang. Dan seharusnya mereka yang mengaku perempuan sudah tau dong konsekwensi itu!!! Lalu kenapa dengan termehek-mehek mereka merasa sedih???
Khilaf!!!! kata-kata sakti yang menjadi pembenaran mereka dalam melakukannya. Tapi kalo ditanya, "emang lo lagi teler waktu itu???". " ah, enggak...". Berarti, apanya yang khilaf????

So...jangan segampang itu deh bilang lelaki itu bajingan!!!! Liat dulu, perempuannya kayak gimana!!!